KB Pria Harus Digiatkan

Suasana pertemuan rutin bulanan kader kesehatan Desa Suroteleng yangdiikuti oleh 30 perempuan

Pentingnya Keluarga Berencana (KB) bagi pria mengemuka dalam kegiatan Pertemuan Kelompok Perempuan Suroteleng, Sabtu sore 19/1 di rumah Sofi Dukuh Bulurejo Desa Suroteleng, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Menurut Ibu Sri, perempuan sejak dari dulu banyak yang sudah ikut KB sehingga tidak salah kalau para pria juga didorong berpartispasi untuk menjadi akseptor KB. Menurutnya ada salah satu desa di Kecamatan Selo, yaitu desa Senden yang sukses dalam tingkat partisipasi pria menjadi akseptor KB dan itu bisa menjadi contoh.

Dalam kegiatan ini juga sampaikan beberapa alasan perempuan bersedia menjadi akseptor KB. Dari informasi yang disampaikan peserta diskusi menyebutkan sebagian besar memilih suntik sebagai alat kontrasepsi, alasannya mudah, efektif, kemungkinan gagal kecil dan tidak perlu membuka organ reproduksi. Namun dampak buruknya bagi tubuh perempuan juga ada, yaitu siklus menstruasi tidak teratur, dan banyak orang menyampaikan tubuh menjadi gemuk.

Sebagian lain memilih IUD mereka menyatakan bahwa kontrasepsi jenis IUD mempunyai banyak kelebihan, antara lain jangka waktu pemasangan bisa sampai 3-6 tahun, efektif, tidak menganggu siklus menstruasi dan kemungkinan gagal KB Kecil.

Dalam forum diskusi ini juga dibahas tentang pentingnya memahami hak kesehatan, utamanya informasi yang benar terkati kesehatan reproduksi termasuk di dalamnya informasi tentang program KB yang komprehensif dan tepat. Hal ini untuk menghindari terjadinya kasus gagal KB. Jangan sampai menjadi akseptor KB hanya ikut-ikutan saja dan tidak memperhatikan kondisi tubuh karena sejatinya tubuh perempuan satu dengan yang lainnya adalah berbeda.

Di persoalan kesehatan reproduksi yang lainnya, forum ini juga mengingatkan pentingnya deteksi dini kanker leher rahim dengan melakukan IVA tes. Sulami, salah satu kader kesehatan menyampaikan bahwa di desa kita ada 1 kasus kanker serviks, ini harus menjadi perhatian kita. Oleh karena itu dia berharap ada kegiatan IVA tes yang bisa lakukan di desa kita, agar banyak perempuan dapat mengetahui status kesehatan reproduksinya secara tepat.   

Sebagai informasi IVA tes merupakan kepanjangan dari Insfeksi Visual dengan Asam Asetat yang merupakan cara sederhana mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. IVA tes bertujuan untuk mengurangi morbilitas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan, selain itu untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.  Henrico Fajar K.W – Divisi Kesehatan Masyarakat SPEK-HAM