Pemberdayaan Penguatan Masyarakat untuk Pelaporan dan Pencatatan Kasus

Beberapa kasus seksual kekerasan seksual yang terjadi di populasi kunci sering dianggap sebagai persoalan biasa karena banyaknya kasus. Padahal biasanya ada persoalan gender juga misal Transgender (TG) yang mengalami kekerasan dari pasangannya, juga kekerasan  oleh pacarnya. Demikian dikatakan oleh Hafidz, Penjangkau Lapangan (PL) Boyolali untuk Program HIV-AIDS. Hafidz dulu pernah mengalami kekerasan, namun perkaranya tidak dilanjutkan. “Saya takutnya akan ketahuan identitas kalau dari komunitas. Saya pernah mengalami penganiayaan,” tutur Hafidz pada Diskusi Pemberdayaan dan Penguatan Masyarakat untuk Pelaporan dan Pencatatan Khusus didukung Kemenkumham yang berlangsung pada Jumat (6/12). Diskusi yang diikuti oleh para PL serta CO tersebut difasilitasi oleh Nila Puspaningrum.

Menurut Nila Puspaningrum, Hafidz mengalami kekerasan karena dianggap sebagai minoritas. Ada diskriminasi yang ditimpakan kepada Hafidz. Bisa saja persoalannya secara pribadi, Hafidz punya relasi. Dan karena relasi yang tidak seimbang maka ia mengalami kekerasan.”Saya ingin bertanya bagaimana teman-teman, apakah ada relasi yang tidak seimbang dari kawan-kawannya selama ini?” tanya Nila di depan audiens.  

Wahyu, salah seorang PL yang saat ini juga bekerja untuk Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) mengemukakan terkait kasus kekerasan yang dihadapinya biasanya mentok di wilayah. Dan tidak masuk perkotaan. Pertanyaan yang langsung dijawab oleh Nila bahwa terkait kasus yang terjadi di Boyolali maka melaporkannya juga di Boyolali, dan lokasinya ada di mana. Ini seperti yang dilakukan oleh SPEK-HAM.

SPEK-HAM saat ini menangani kasus berbasis perempuan termasuk TG. Kasus tersebut misalnya dia tinggal bersama lalu terjadi penganiayaan. “Kita menangani. Di luar itu kita tidak menangani. Kalau terkait TG dan MSM mungkin ranahnya IAC, nah tinggal mitranya siapa. Tapi teman-teman belajar untuk pelaporan dan pencatatan kasus pada hari ini sangat bermanfaat, ” terang Nila Puspaningrum. (red)