Diskusi Tematik Petani Persiapan Budidaya Sereh Wangi Organik

Suasana diskusi yang diikuti oleh para petani muda

Sore itu, Rabu (23/4/2019) lebih dari 30 petani muda berkumpul di Masjid Baiturrakhman Dusun Kalibanteng Desa Pamulihan Larangan Kabupaten Brebes. Ya, dusun yang terputus aksesnya tersebut sudah biasa menggunakan masjid ataupun rumah untuk pertemuan warga. Tidak ada gedung pertemuan khusus, bahkan jembatan sebagai akses masyarakat ke luar daerah saja belum ada hingga saat ini.

Tema yang diangkat dalam diskusi tematik kali ini adalah persiapan petani mengolah lahan untuk pengembangan sereh wangi organik di Kawasan Watu Geni.

Antusias petani terlihat ketika Elist dari Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM) menyampaikan materi mengenai teknis budidaya sereh wangi di lahan seluas 46 hektar.  “Tanaman yang dirawat dengan sungguh-sungguh dan lahannya dipersiapkan dengan baik, hasil rendamen minyaknya bisa mencapai hasil maksimal,” kata Elist

Dalam diskusi ini petani diberi pemahaman tentang cara membudidayakan sereh wangi secara organik. Menurut SPEK-HAM kondisi tanah semakin rusak di wilayah tersebut, jika musim kemarau tanah retak-retak dengan bongkahan yang cukup besar, itu pertanda bahwa tanah kekurangan unsur hara. Ketersediaan nutrisi dalam tanah yang diperoleh dari pupuk organik akan membantu pertumbuhan sereh wangi secara optimal, bahkan dapat berumur lebih dari 10 tahun. Namun sebaliknya, jika tanaman tidak dirawat dan menggunakan pupuk kimia maka tidak akan bertahan lama.

Di sisi lain, kebutuhan pangsa ekspor akan minyak atsiri sereh wangi organik sangat tinggi dan harganya cukup mahal. “Jika petani di sini mampu mengembangkan secara organik tubuh akan lebih sehat, tanaman bisa bertahan lama dan pasar luar negeri terbuka lebar,”tambah Elist.

Petani yang hadir dalam diskusi ini tidak hanya dari Dusun Kalibanteng, namun juga dari wilayah sekitar kawasan Watu Geni, yaitu dari Kedungabad, Kedungringin, Karangsari, dan Kalisalak. Mereka juga menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) sebagai prasayarat administrasi menjadi anggota kelompok penggarap sereh wangi organik.

30 petani muda mengadakan diskusi terkait rencana pembangunan infrastruktur yang mendukung pertanian warga

Pada akhir diskusi juga disampaikan tentang rencana pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan penghubung dari lahan ke jalan utama untuk mendukung aktivitas pertanian warga. “Kami butuh dukungan dan kerja sama seluruh warga untuk mewujudkan terbangunnya jalan tembus ke tangsi Wlahar atau Kawasan Watu Geni. Kita buat peta jalan yang nanti kita serahkan ke pemerintah daerah,” tambah Hartono warga Karangsari. Hasil informasi yang di peroleh dari Baperlitangda dan DPUK Kabupaten Brebes, dalam waktu dekat akan dilakukan survey lokasi dan jalan yang akan dimasukkan dalam usulan pembangunan 2020. (nila)