AKSI SOLIDARITAS : PENGOBATAN PASCA BANJIR DI PACING, KLATEN

pacing_banjir1Sabtu, 22 Februari 2014 yang lalu desa Pacing mengalami banjir akibat tanggul Dengkeng yang jebol. Banjir kali ini termasuk parah dengan tinggi sekitar sepinggang orang dewasa. Sebagai bentuk aksi solidaritas, SPEK-HAM yang sejak tahun 2006 melakukan pemberdayaan kelompok perempuan desa Pacing bekerjasama dengan bidan desa melakukan pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi penyintas banjir.

 Pemeriksaan/pengobatan gratis dilaksanakan pada Kamis tanggal 27 Februari 2014, hari kamis pukul 13.00 WIB – 15.30 WIB di Pos kesehatan lansia tepatnya rumah ibu Paryanti, RT 10 RW 5 Dukuh Tegal Sari, Desa Pacing, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Pemeriksaan ditujukan bagi seluruh warga Pacing, khususnya warga Tegalsari yang paling parah banjirnya. Selain pemberian obat-obatan juga ada PMT bagi balita, ibu hamil, dan lansia.

pacing_banjir6

Pengobatan ini dilakukan oleh Bidan Desa Pacing (ibu Sri Sulastri Amd.Sib) dan dibantu 2 praktikkan mahasiswa STIKES Ahmad Yani Jogja (Ika, dan Hendis), yang kebetulan sedang magang di klinik Bu Bidan, kader-kader kesehatan, serta rekan-rekan SPEK-HAM (Tri, Danang, Eko, dan Jo). Pasien yang ditangani pada pemeriksaan/pengobatan gratis ini antara lain anak-anak, umum (orang tua), dan lansia (semua laki-laki dan perempuan) dengan jumlah pasien 108.

pacing_banjir3Keluhan yang dirasakan warga pasca banjir adalah antara lain pegal-pegal, batuk, pilek, gatal, demam, pusing (hipertensi), maag. Pemeriksaan yang dilakukan selain pemeriksaan kesehatan, ada juga cek tensi serta pemberiaan obat. Persediaan tiap obat 1 kaleng dengan isi 1000 butir dan untuk tablet persediaan 1 pcs dengan macam obat seperti PARASETAMOL, CTM, ANTASID, ASAM MEFEMANAT, VIT B1, VIT B6, VIT B12, VIT BComplek, KALSIUM, SAKANEURON/NEURODEX, PREDNISON, AMOKSILIN (GLYCERYL GUALACOLATE) ada juga tabahan dari Dinas Kesehatan berupa krim nyeri sendi, dan ada juga tambahan dari  ibu bidan berupa SAKANEURON, AMINOPILIN.

pacing_banjir4

Warga yang berdatangan untuk pemeriksaan/pengobatan gratis ini tidak hanya warga Dukuh Tegalsari saja, dari Dukuh Pacing juga ada yang ikut pengobatan ini. Warga Tegalsari, khususnya lansia sendiri sudah dibagikan buku kecil/buku saku yang masih sederhana, semacam Kartu Menuju Sehat untuk mencatat dan melihat perkembangan kesehatan bagi masing-masing pasien, mencatat macam obat yang diberikan ke pasien, sekaligus sebagai absensi dalam pemeriksaan. Buku ini atas inisiatif kader-kader kesehatan dan ibu bidan untuk mencatat tensi darah pasien, mencatat hasil analisis penyakit yang dilakukan bidan desa ke pemilik buku saku tersebut. Dalam pemeriksaan/pengobatan gratis kemarin, bagi warga/pasien yang sudah memiliki buku tersebut tetap digunakan sebagai absensi serta pemeriksaan, bagi yang belum memiliki buku saku, menggunakan potongan kertas buram untuk mencatat tensi, hasil analisa bidan, serta mencatat macam obat yang akan diberikan ke pasien. (Eko/editor : Nila)