Dinas Kesehatan Klaten Ajak SPEK-HAM Latih 25 Orang Kader Kesehatan
- 07
- Oct
Guna meningkatkan cakupan dan kualitas layanan pencegahan dan pengobatan HIV-AIDS secara desentralisasi hingga ke tingkat layanan primer (Puskesmas), Dinas Kesehatan Klaten mengadakan kegiatan Pelatihan Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) dan SUFA (Strategic Use of ART) di Hotel Grand Tjokro, 7-9 September 2016. Pelatihan ini melibatkan SPEK-HAM sebagai fasilitator dan diikuti oleh 25 orang kader kesehatan yang berasal dari 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Jogonalan, Klaten Tengah, Bayat, Jatinom dan Delanggu.
Inayati Hasanah Evita Dewi, Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Pemberantasan Penyakit Menular Langsung dan Penyakit Tidak Menular (Kasi P2ML dan PTM) Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten menyampaikan peran serta kader dalam program penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Klaten sangatlah penting. “Kader itu kan sebagai ujung tombak di masyarakat. Apapun yang terjadi, yang tahu kondisi riilnya adalah mereka. Mari kita berjihad untuk menjadi pelopor penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Klaten”, ungkap Inayati. Dia berharap agar kedepan tidak ada lagi diskriminasi bagi ODHA di tengah-tengah masyarakat.
Hal senada disampaikan Kepala Bidang (kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Klaten, Herry Martanto. Menurutnya, butuh peran aktif kader untuk membantu mensukseskan Program Three Zero yang digagas oleh Global Fund tersebut, yaitu tidak ada penularan baru, tidak ada kematian karena HIV-AIDS dan tidak ada diskriminasi ODHA. “Semakin banyak yang ditemukan HIV positif dan terlaporkan maka itu semakin baik, karena harapannya ada penanganan sejak dini. Kita ingin membongkar yang namanya fenomena gunung es”, ungkap Herry. Ia menambahkan bahwa jumlah kasus HIV-AIDS di Kabupaten Klaten sampai dengan bulan Juni 2016 ini mencapai 425 orang dengan rincian HIV sejumlah 247 orang, AIDS sejumlah 178 orang dan yang meninggal sejumlah 51 orang.
SPEK-HAM yang sudah 10 tahun bergelut dengan isu HIV-AIDS mempunyai peran dan tanggungjawab membantu mewujudkan LKB dan SUFA HIV-AIDS di Kabupaten Klaten. Untuk saat ini melalui Proyek Penanggulangan HIV-AIDS GF NU, SPEK-HAM melakukan penjangkauan untuk 2 populasi kunci yaitu MSM dan TGs. Sebagai informasi pada tahun 2015 SPEK-HAM juga terlibat dalam set up LKB dan SUFA di Kabupaten Boyolali dan di Kabupaten Sukoharjo di tahun 2016 ini.
Dalam pelatihan ini disampaikan beberapa materi diantaranya tentang Informasi Dasar HIV-AIDS, Eliminasi, Stigma dan Diskriminasi, Peran Tugas dan Fungsi Kader, Orientasi Perilaku Berisiko dan Aman, Komunikasi Persuasif, TOP (Temukan Obati dan Pertahankan), Teknik Analisa Situasi dan Pemetaan Persoalan Kesehatan.
Bagi kader kesehatan, setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan mampu melakukan jejaring kerja dengan pemberdayaan dan mendorong akses layanan kesehatan komprehensif. Salah seorang peserta, Rere, Kader Kesehatan dari Kecamatan Delanggu mengaku senang dengan kegiatan ini. Dia akan berusaha memberikan informasi yang sebaik-baiknya tentang HIV-AIDS kepada warga masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
Sebagai informasi, selain SPEK-HAM, kegiatan pelatihan ini juga menggandeng LSM dari propinsi yang peduli pada persoalan HIV-AIDS yaitu Graha Mitra, Dinkes Propinsi Jateng dan perwakilan dari WHO. Peserta pelatihan bukan hanya kader saja, tetapi juga diikuti Kelompok Dukungan Sebaya (KDS), Dokter, Bidan, Tenaga Medis (perawat dan petugas laboratorium). (Henrico Fajar K.W – Divisi Kesehatan Masyarakat SPEK-HAM/spekham.org)