Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga untuk Bercocok Tanam Pekarangan

“Sebuah kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) Kenanga RW 04, Kelurahan Joyosuran“

Banyak hal yang mampu memberikan inspirasi kepada perempuan-perempuan Joyosuran setelah diadakan kegiatan kunjungan pembelajaran di Kecamatan Selo dan Kecamatan Musuk, Boyolali pada bulan Juni 2014 lalu. Kegiatan bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah  bisa menjadi salah satu alternatif berhemat kebutuhan sehari-hari seperti sayuran loncang, seledri, tomat, cabe dan lain-lain.

Untitled-1Untuk merealisasikan   ide dan gagasan ini, maka pada tanggal 28 Agustus 2014 pukul 18.30 WIB, Kelompok Perempuan Kenanga mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik untuk mendukung kegiatan tanaman pangan keluarga di pekarangan sebagai salah satu bentuk gerakan “Cinta Bumi. Kegiatan ini menjadi gerakan bersama untuk mencintai dan merawat lingkungan dengan mengelola sampah  rumah tangga bernilai ekonomis dan mendukung kegiatan tanaman pangan rumah tangga.

Kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos difasilitasi oleh Bapak Eka Budi Sulistyo yang memiliki pengalaman berpuluh tahun dalam pengolahan pupuk organik. Bapak  Eka banyak menyampaikan teori maupun praktek langsung membuat pupuk organik dengan memanfaatkan limbah seperti daun-daunanan, air cucian beras, sisa sayur, sisa nasi dan lain-lain serta air comberan sebagai pelengkap, selain itu juga ada bahan tambahan seperti mikroba probiotik, serta larutan penyedap rasa. Pelatihan yang berlangsung 3 jam ini melibatkan tidak kurang dari 20 anggota Kelompok Perempuan  Kenanga, Rw 04 Kelurahan Joyosuran. Mereka terlibat secara antusias dalam kegiatan ini. Pada sesi praktek semakin menarik, banyak pertanyaan kritis  tentang varian bahan, ciri-ciri kegagalan  dan keberhasilan dalam proses fermentasi dan bagaimana memberikan pupuk yang benar pada tanaman agar buah menjadi lebat dan manis.

Semoga kegiatan ini mampu menjadi inspirasi bagi perempuan-perempuan lain di perkotaan yang tidak memiliki lahan untuk memanfaatkan pekarangan sempit untuk mendukung gerakan “Cinta Bumi” dan yang paling penting perempuan mampu menyediakan sumber-sumber pangan sehat berkualitas bagi keluarga. (a noko alee/spekham.org)