Bank Sampah Sumber Rejeki Memberdayakan Kelompok Perempuan Kepala Keluarga

“Inilah awalnya modal untuk jualan.  Sebagian dari hasil penjualan sampah saya setor  ke Bank Sampah Sumber Rejeki,” ungkap Ibu Sri Hariyati

Proses pengumpulan sampah oleh kelompok perempuan

Kelompok Perempuan  RW 02 Kelurahan Kemlayan Kecamatan Serengan mempunyai  kepedulian terhadap lingkungan agar bersih dan sehat. Pada mulanya ada beberapa perempuan yang diajak untuk membentuk kelompok bank sampah. Kelompok yang kemudian bernama Sumber Rejeki semula tidak saja beranggotakan perempuan, ibu rumah tangga. Namun akhirnya banyak perempuan yang turut berpartisipasi lalu  bergabung.  Ibu Dumasari sebagai ketua Kelompok Bank Sampah Sumber Rejeki mengajak perempuan yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, diutamakan dari perempuan sudah berkeluarga dan mempunyai masalah dalam rumah tangganya atau  yang belum mempunyai pekerjaan tetap. Bank Sampah Sumber Rejeki  berdiri tahun 2014 dan anggota awalnya hanya 15 orang.  Itu saja keanggotaannya sering keluar masuk. Namun ada ibu yang tangguh dan termasuk pengurus.

Namanya Ibu Sri Hariyati. Ia  kelahiran Surakarta  dan memiliki satu anak. Sejak anaknya berusia 2,5 tahun (kini 29) ditinggal sang suami.  Ia tinggal satu rumah bersama dengan keluarga adiknya.  Karena merasa bertanggung jawab terhadap keluarga, ia  bekerja keras untuk mengurus anak. Maka dengan adanya Bank Sampah Sumber Rejeki yang telah memilah sampah organik dan anorganik, maka sampah nonorganik ini dikumpulkan. Kesepakatan untuk penimbangan setiap minggu kedua dan minggu keempat dalam penimbangan sampah yang dihasilkan rata- rata 75 kg s/d 105 kg dan laku Rp 75.000 s/d Rp 150.000 tergantung pada jenis sampah anorganik yang disetorkan. Menurut keterangan Ibu Sri Hariyati, pada tahun 2017 ia telah ikut lomba lingkungan yang diutamakan tentang lomba 3R ( Reduce, Reuse , Recycle) dan mendapat juara harapan satu. Kemudian tahun 2018 terbentuk Pra Koperasi Sumber Rejeki RW.02 Kelurahan Kemlayan .

Ibu Sri Hariyati ini sangat terbantukan karena ada tambahan penghasilan   setiap bulan dengan adanya penimbangan sampah 2( dua ) kali dan  untuk penjualannya  dulu sering mengundang lapak atau pembeli sampah yang sering keliling kampung.  Karena jalanan padat dan untuk masuk lorong sulit, maka sekarang kalau habis penimbangan  dinaikkan ke gerobak sampah. Gerobak tersebut hasil bantuan dari CSR.

Ibu Sri Hariyati dan suasana pemilihan sampah

Gerobak didorong bersama pengurus dengan ketuanya Ibu Duma dan Ibu Rusdiah menuju tempat pembelinya di RW 03, dengan jarak sekira 500 meter. Selain penimbangan sampah Ibu Sri Hariyati bekerja untuk mencari tambahan penghasilan dengan membuat makanan ringan/snack. Makanan ringan tersebut dititipkan di warung-warung. Ia juga menerima pesanan. (Soepadmin)

Post Tagged with