Friday Morning : Berbagi Pengalaman untuk Mentoring Fasilitator

Atik Tri wahyuni sedang berbagi pengalaman di depan staf SPEK-HAM di Friday Morning

Atik Tri Wahyuni dan Novka, relawan dan relawan magang di Yayasan SPEK-HAM yang beberapa waktu mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan selama seminggu di Jakarta berbagi pengalaman mereka di Friday Morning, Jumat (12/7). Novka, relawan magang merupakan paralegal yang menyampaikan materi pelatihan berupa pengetahuan Hak Asasi Manusia (HAM) dasar yang mencakup tentang hak-hak warga negara terlepas dari ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, kepercayaan, politik, status ekonomi, orientasi seksual, ekspresi gender dan sebagainya. Selain itu, Novka memaparkan tentang Hak Ekosob Sipol. Atik dan Novka akan menularkan pengetahuan yang dipunyai mereka untuk kelompok kunci dalam minggu ini.

Setelah melihat praktik presentasi dan fasilitasi dari dua relawan, lalu beberapa masukan diberikan kepada mereka, seperti yang diungkapkan oleh Rahayu Purwaningsih, direktur SPEK-HAM dengan memberikan saran bagaimana cara melakukan presentasi yang dapat menjelaskan lebih detail, dan presentasi dapat berlangsung lebih dari 30 menit. Rahayu Purwaningsih menekankan betapa pentingnya memberi contoh dalam setiap kalimat yang berdefinisi. Ditambah lagi, perlu menyampaikan kata kunci dan ada baiknya memasukkan gambar atau animasi dalam presentasi supaya lebih atraktif.

Nila Puspaningrum, salah seorang manajer program memberikan masukan tentang pentingnya menggunakan meta-plan, sebab dengan adanya meta-plan maka peserta masih bisa mengingat-ingat materi yang sudah dijelaskan sebelumnya ketika slide sudah berubah. Komunikasi yang efektif terhadap peserta dalam bentuk sharing pengalaman dengan memberi pertanyaan balik, menjadi hal yang juga penting diperhatikan. Perlu pencatatan pendapat dari peserta supaya mereka merasa dihargai dan didengarkan.

“Ketika menyampaikan perlu adanya tahapan fasilitasi dimana presentator harus belajar tentang tahapan bagaimana membuat presentasi yang baik karena dapat memberikan kesan yang baik terhadap audiens dan menarik audiens. Selain itu memposisikan di posisi yang sama, presentator perlu untuk tidak bersikap menggurui. Presentator harus menciptakan suasana seolah semua pihak sama-sama belajar tidak ada murid dan guru,”Fajar, salah seorang staf memberikan pendapatnya.

suasana Friday Morning, berbagi pengalaman dan pengetahuan

Terakhir adalah masukan dari Antonius Danang Wijayanto, manajer program Ipas bahwa  presentasi dapat dikemas berupa permainan yang seru supaya audiens atau peserta tetap fokus dan adanya komunikasi timbal balik terhadap peserta satu dengan yang lainnya. Dari permainan tersebut, kemudian presentator dapat mengunci poin dari permainan yang dilakukan, agar peserta menjadi hikmat dari informasi atau pengetahuan yang telah didapat. (pandu-mgg)