Kader Kespro Berdiskusi dengan Anggota Dewan Di Sanggar Kespro SPEKTA

Willy Paul anggota legislatif dari Nasdem berfoto bersama kader kespro

Para kader kesehatan reporduksi (Kespro) yang berasal dari tiga kecamatan yakni Klaten Tengah, Bayat dan Juwiring serta kader kespro dari Aisyiyah bertatap muka dan berdiskusi dengan Willy Paul, anggota legislatif dari Partai Nasdem pada Jumat (30/8) bertempat di Sanggar SPEKTA yang terletak di Kelurahan Tonggalan Klaten Tengah.

Sujatmi kader kespro dari Kecamatan Bayat, mengatakan bahwa pengalaman menjadi kader kespro dengan menjalani pelatihan tentang Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR). Ia menyatakan bahwa yang sebelumnya tak pernah tahu kemudian jadi mengetahui apa itu Kehamilan Tidak Dikehendaki (KTD) yang menimpapada remaja, atau menimpa pada pasangan yang gagal KB. Beberapa hal telah dilakukannya terkait kader kespro adalah dengan melakukan safari kader dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang difasilitasi oleh SPEK-HAM lewat program PEKERTi bekerja sama dengan IPAS.

Sedangkan dari kader kespro Kecamatan Juwiring, telah mendapat dukungan dan kepercayaan dari camat setempat sehingga ketika terjadi relasi maka menemukan solusi, mendorong kepada kepala desa untuk menganggarkan Dana Desa agar berpihak kepada isu HKSR. Pemihakan dari pihak desa ini penting karena ketika begerak, dorongan dari pemangku kepentingan setempat salah satunya dengan penganggaran yang berpihak.

Di depan Willy Paul, para kader menyampaikan secara konkrit harapan dari masyarakat Kecamatan Bayat terkait KTD dan kekerasan kepada perempuan dan anak agar angkanya dapat ditekan. Harapan mereka, apa yang disampaikan akan membentuk perspektif Willy Paul sebagai anggota legislatif. Ambar, kader kespro dari Klaten Tengah juga menyampaikan bahwa harapan para kader kespro ke depan adalah terbit perda yang mengatur tentang Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR).

Willy menambahkan bahwa dirinya belum sepenuhnya paham dengan isu HKSR, dan berjanji akan berusaha maksimal dan bukan cuma duduk menikmati gaji. Ia menyadari bahwa HKSR menjadi isu internasional dan semuanya butuh proses dan karena menjadikan kepentingan bersama maka ia menganjurkan untuk pantang menyerah. (red)