Penguatan Pertanian Bawang Merah Ramah Lingkungan di Desa Cluntang

Ahmad Mahmudi, narsumber pelatihan

SPEK-HAM dan BAZNAS telah melakukan budidaya bawang merah pada Kelompok Berkah Mandiri dan Putri Mawar Desa Cluntang Kecamatan Musuk beberapa waktu lalu. Lalu bagaimana hasil pelatihan tersebut? Sebagian besar mengalami kerugian, panen tidak maksimal. Hanya seorang petani, Jumadi, yang bisa panen lumayan dengan menerapkan penggunaan pupuk organik yang coba diproduksi bersama. Demikian latar belakang yang menjadi salah satu alasan mengapa pelatihan pertanian bawamg merah ramah lingkungan ini kembali dilakukan. Nila Puspa Ningrum, Manajer Program SPEK-HAM tersebut menyampaikan di depan para mustahik dari kedua kelompok tani tersebut di Rumah Jumadi, Cluntang, Musuk, 3 Desember 2019.

Saat ini para petani rata-rata sudah mulai menanam, dengan luasan tanah yang sama dengan praktik yang dulu. “Idealnya kita ikut pelatihan baru melakukan penanaman, tetapi karena sudah terlanjur nanti monggo silahkan ditanyakan kira-kira apa yang butuh diperbaiki,” terang Nila Puspa Ningrum. Sedangkan menurut Ahmad Mahmudi, narasumber pelatihan menyatakan bahwa ada beberapa yang sudah mulai menanam bawang merah. Maka pihaknya ingin mendengar yang sudah menanam serta pengalaman menanam tersebut dapat dijadikan guru kita, saya tidak begitu saja percaya dengan teori sebelum melakukan praktik.

Para petani sudah sering menanam bawang merah dengan cara konvensional, tetapi untuk metode yang ramah lingkungan baru tahap ke-2 ini. Tanakman bawang merah yang ditanam baru berumur sekitar 2 minggu. Pada tahap ini, pernah menanam setelah hujan turun tetapi setelah sekitar 25 hari tidak turun hujan, bawang merah tidak kuat tumbuh.

Para petani mendapat bantuan BAZNAS untuk 21 anggota, per orang dapat 80Kg bibit dengan metode ramah lingkungan dengan langsung memutus penggunaan pupuk kimia. Tugas anggota hanya menyediakan lahan-lahan secukupnya untuk memulai budidaya dengan organik. Jumadi memiliki bibit 70 kg dan dapat memanen 210 kg. “Hasil itu mungkin bukan karena perlakuan penggunaan pupuk yang saya gunakan tetapi bisa jadi karena kondisi tanah saya yang mendukung, dan mungkin ada sisa-sisa zat anorganik dari penggunaan pupuk anorganik pada masa tanam sebelumnya,” terang Jumadi.

Jumadi menggunakan pupuk dengan dicampur sekam, tetes, EM4, dan berkomitmen untuk putus langsung dengan tidak menggunakan pupuk kimia. Ia menyiasati dengan menggunakan pupuk organik cair yang dicampur dengan urin sapi. Lahan 500 meter dikocor 4 tangki (air 5 liter, pdpr 1 liter). Kendala yang dihadapi yakni cuaca yang tidak bersahabat yaitu kabut dan hujan sehari semalam, tetapi lahan miliknya masih tetap bisa hidup meskipun sempat layu. “Ada hama hitam, saya tumbukkan bawang putih dan daun tembakau, air rendamnya saya gunakan untuk semprot. Hama kalau masih satu dua saya matikan secara manual, tetapi setelah hamanya banyak saya semprot tetapi hamanya masih bandel,” jelas Jumadi. Tanaman bawang yang dipanen pada Juli, (ditanamnya November) hasilnya banyak yang kopong, jadi hasilnya bisa dijual sedangkan untuk bibit, ia memilih beli.

Ahmad Mahmudi, Narsumber Pelatihan Bawang Merah Ramah Lingkungan

Pengalaman Ahmad Mahmudi, 2 bulan lalu panen bawang merah. Lahan 3.300 m, bibit 4 kw panen 6,2 ton. Rata-rata 1 bibit hasilnya 8 – 10 umbi, kalau degrade termasuk super. Bibit 200 kg hasil 2,2 ton laku 40 juta. Mahmudi keliling di keluarganya yang rata-rata petani bawang merah di daerah Kediri. Uang paling penting adalah mengecek kondisi tanah, meskipun kebanyakan petani yang dipusingkan adalah pupuk dan pestisida (hama). Sebagai media tanam mau tumbuh bagus atau tidak tanah yang menjadi faktor penentu utama. Yang harus dicek sebelum tanam :

  1. Fisik tanah/struktur tanah. Bawang merah tidak mau terlalu berpasir dan terlalu berlempung.

Struktur ideal kompisisi pasir, debu dan lempung harus sama. Terlalu lempung à hidup tetapi saat pembentukan umbi terhambat. Cara mengecek à Ambil sampel acak pada kedalaman 20 cm, campur taruh di dalam plastic gula dan tambahkan air, gantung sampai benar-benar mengendap trus dilihat lapisan tanahnya. Ukur berapa ketinggian masing-masing bagian. Cek warna tanah. Tanah berpasir kapilernya terlalu tinggi sehingga air mudah sekali lolos, padahal bawang merah tidak mau terlalu banyak air. Tekstur tanah yng komposisi terlalu banyak lempung bisa ditambahkan arang sekam, jangan sampai menjasi abu kalau abu akan menambah kepadatan tanah.

  • Biologi tanah.  Tanah dicangkul 20 cm, ditaruh diatas plastic putih, trus diratakan tipis, cek cari ada binatang apa saja. Jika tidak ditemukan binatang berarti itu tanda tanah yang tidak sehat dan sebaliknya. Binatang yang diharapkan ada adalah cacing, cacing adalah binatang temannya petani.
  • Kimia Tanah Apa yang paling pokok kita cek, unsur hara tanah (makanan) yang paling pokok adalah Makro : Nitrogen (N) à urea, ZA. Fungsi khusus untuk fase pertumbuhan, pembentukan daun, batang, akar. Bawang merah sampe umur 21 – 25 hari pertama. Sebenarnya pupk kandang adalah pupuk dasar. Organik pakenya dari bahan hijauan terutama kacang-kacangan. daun lamtoro, kc, tanah, koro dll. Daun dicacah, ditumbuk, taruh diember/jerigen, kasih gula/tetes tebu, kasih mol/pdpr, atau lebih cepat kasih susu sapi. Susu sapi biarkan basi, tambah 3 sendok gula, tarus diwadah tertutup. MOL untuk produksi bakteri. Kalau butuhnya banyak dari 2 -3 liter bisa dikembangkan, dengan setiap 1 liter tambah 10/15 liter air dengan tambahan gula proporsional. Phospor à mempercepat pembuahan dan pembungaan. Bawang yang dibutuhkan umbinya, P teteap dibutuhkan tetapi tidak tinggi. Bahan jantung pisang, rebung, akar bambu. Cacah halus semua bahan, tambah mol. 25 kg + air 40 liter+ mol/pgpd 2 liter, jika dibutuhkan cepat tambah terasi dan ragi (2 butir), tutup rapat, setiap 3 hari sekali aduk sekitar 15 menit tujuan membuang amonika yang menghambat fermentasi. Tandanya jadi berubah warna dan bau seperti tape. Kalium (K) unsur utama dari sabut kelapa, jerami. Jerami dipotong sekitar 10 cm, dicampur tanah pada pengolahan lahan awal. Jadi saat dibutuhkan tanaman sudah siap, memperkuat batang, tidak mudah layu. Sabut kelapa direndam air selama 4 hari sudah bisa dimanfaatkan sebagai sumber K. Sabut kelapa(kulit degan) setelah kering dibakar abunya dicampu tanah pada saat pengolahan tanah awal.

Jika kena hujan atau kabut harus disiram sebelum terkena sinar matahari. Pembuatan pupuk masing-masing unsur disebut pupuk tunggal, keuntungannya bisa mengontrol. Fase pertumbuhan butuh N tetapi P & K juga butuh.

  • PH tanah 1-6 à basa, 7 normal, 8-14 asam. PH tanah tingkat keasaman dan kebasaan tanah. Tanah PH rendah biasanya tanah kering, struktur tanah tidak ideal terlalu banyak pasir, batu.   Peningkatan PH 1 ha tanah butuh dolomit 8 – 10 ton.

SIKLUS HIDUP BAWANG MERAH

  • 0 – 7 hari à fase hidup. Sumber makanan dari cadangan makanan dari umbi bibit. Akar mulai tumbuh tetapi belum menyerap makanan.
  • 7 – 25 hari à fase tumbuh , paling butuh N. Cadangan makanan dari umbi sudah habis, mulai menyerap makanan dari tanah melalui akar. Pupuk berimbang N:P:K = 3:1:2
  • 25 – 45 hari àFase kembang dan pembentukan Umbi. Kebutuhan utama unsur P.
  • 45 – 60 hari à fase pematangan

Bibit bawang merah ideal  à dipanen pada usia tanam 60 – 70 hari, dikeringkan dibawah sinar matahari sekitar 7 hari dan sudah disimpan selama 3-4 bulan. Bibit ini akan cepat tumbuh. Bibit ukuran sedang akan mampu menghasilkan 8 – 12 umbu, tetapi bibit yang ukuran besar hanya mampu mengasilkan 3-5 umbi.

Saat praktik pelatihan penanaman bawang merah

Beberapa catatan diberikan yakni  :

  1. Penyemprotan fungisida dan pestisida hayati lebih baik malam hari/setelah matahari terbenam. Karena hama ini pada siang hari mereka istirahat dan kaper sembunyi dan pada malam hari hama tersebut baru menyerang tanaman
  2. Penyemprotan/penyiraman POC lebih baik dilakukan pada pagi hari sebelum jam 6/sebelum matahari terbit. Pada siang hari tanaman juga akan mengalami istirahat/seperti kelihatan layu jadi jangan sampai tanaman diganggu dengan penyemprotan.

Tanaman dan hewan juga mahkluk hidup jadi butuh adaptasi, bagaimana kita mengurangi sedikit mungkin terhadap hama.