Remaja Juwiring Gelar Diskusi Kespro Via Zoom

flyer diskusi online Kespro Remaja

Sebagai salah satu upaya untuk mengedukasi remaja, SPEK-HAM bersama dengan Yayasan IPAS dan Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten menyelenggarakan diskusi on line menggunakan media zoom pada Selasa 5/5. Diskusi yang diikuti oleh 20 orang peserta remaja dari Juwiring ini, mengangkat tema: Ada Apa Dengan Kespro Remaja? Dan menghadirkan narasumber secara virtual Siti Katrimah, Amd. Keb dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten.

Dalam paparannya Siti Katrimah menyampaikan pentingnya memahami Kesehatan Reproduksi Remaja secara benar, salah satunya dengan memperhatikan tahapan masa pubertas. Ada perubahan kerja hormon, perubahan fisik pada laki-laki dan perempuan serta perubahan psikologis yang harus dipahami setiap remaja.

“Mestinya remaja harus paham ya, kalau perempuan ditandai dengan menstruasi, sementara laki-laki mimpi basah dan bila ada keluhan organ reproduksi atau siklus menstruasi yang tidak normal harus periksa ke dokter,” ungkap Katrimah. Dia mengajak kepada remaja untuk tidak menganggap tabu saat mendiskusikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas, dengan demikian informasi bisa disampaikan secara utuh dan benar.

Diskusi yang dipandu oleh Fitri Haryani dari SPEK-HAM ini, mengajak peserta untuk berani berbagi informasi maupun menyampaikan pertanyaan kepada narasumber. Salah seorang peserta Tari Sekar menyampaikan, tentang penggunaan sabun khusus untuk organ reproduksi perempuan setiap hari. Peserta lain Chelsea Ardya Prameswari menyampaikan memimum jamu kunyit asam saat menstruasi.

Diskusi online via Zoom Meeting

Menanggapi hal tersebut, Katrimah menyampaikan pada saat menstruasi boleh menggunakan sabun untuk membersihkan sisa kotoran seperti lendir, tetapi tidak boleh terlalu sering. Menurutnya bila terlalu sering justru akan membunuh bakteri-bakteri baik yang ada vagina, sehingga bisa berdampak buruk pada kesehatan reproduksi perempuan. Beberapa manfaat meminum jamu kunyit asam menurut, antara lain untuk memperkuat daya tahan tubuh, mengatasi rasa nyeri pada perut dan memperlancar siklus haid.

Lebih lanjut Katrimah menegaskan agar remaja mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang serta menerapkan gaya hidup yang sehat dengan olahraga. Selain itu agar organ reproduksi perempuan tidak mengalamj persoalan, mereka harus menjaga kebersihan organ reproduksi dengan melakukan cebok secara benar setiap selesai buang air kecil. Sebagai informasi sejak tahun 2018 Yayasan IPAS bersama Dinas Kesehatan Klaten dan SPEK-HAM telah menjalankan program Peningkatan Kesehatan Reproduksi Perempuan Terintegrasi (PEKERTi) di Kecamatan Juwiring, Klaten Tengah dan Bayat. Fokus di tahun ini, selain melibatkan perempuan remaja, juga melibatkan kelompok laki-laki, tokoh agama dan masyarakat. Sebanyak 400 perempuan dewasa dan 250 perempuan remaja telah menerima manfaat dari program ini. Henrico Fajar/Divisi Kesmas/SPEK-HAM.