Sosialisasi Pencegahan Stunting di Desa Pundungan Kecamatan Juwiring
- 31
- Oct

Ada hal menarik terjadi di Balai Desa Pundungan Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten saat diadakan sosialisasi pencegahan stunting pada Rabu (30/10). Pemandangan tersebut adalah jumlah peserta warga laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, sekira dua pertiga dari keseluruhan peserta.
Henrico Fajar moderator sekaligus fasilitator dari SPEKHAM mengatakan bahwa tujuan diadakannya pelatihan adalah untuk membangun kesepahaman bersama antara laki-laki dan perempuan dalam menyukseskan program pencegahan stunting. Menurutnya, beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari kaum laki-laki terkait pencegahan stunting adalah gizi ibu hamil, sanitasi, penyediaan air bersih, PHBS, sebab itu sangat berdampak kepada ibu hamil. Sebab menanggapi realitas kehidupan yang lebih mementingkan laki-laki daripada perempuan, pentingnya kecukupan asupan protein hewani juga menjadi pertimbangan. Sebab angka di Indonesia ini sangat kecil. Kaum laki-laki hendaknya juga tidak merokok di dekat ibu hamil maupun di rumah. Dukungan tidak hanya secara fisik, namun psikologis, karena ibu hamil rentang terkena baby blues serta Post Partum Depression (PPD).

Danang Setiawan, Kepala Desa Pundungan yang menjadi narasumber mengemukakan situasi kesehatan desanya saat ini dengan memaparkan ciri-ciri stunting pada anak. Menurut hasil riskesdas 2018 stunting di Indonesia berjumlah 30,6% atau sekira tujuh juta balita. Sedangkan di Klaten angkanya cenderung menurun antara tahun 2014-2018. Tetapi menurutnya masih dibutuhkan lagi perhatian yang lebih besar. Desa Pundungan memiliki program pencegahan stunting yang bernama “Punya Ceting” atau Pundungan Nyata Cegah Stunting. Ini adalah program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yakni stop buang air besar sembarangan dan pemberian subsidi pembangunan jamban dengan target pada 2010 semua warga mempunyai jamban sendiri dan pembuatan perdes pelarangan BABs. (red)