Audiensi SPEK-HAM bersama Masyarakat Desa Pamulihan-Wlahar kepada Bupati Brebes
- 23
- Jul
SPEK-HAM bersama masyarakat Desa Pamulihan dan Wlahar melakukan audiensi kepada Bupati Brebes, Jumat (19/7). Namun karena bupati sedang menghadiri undangan dari Kemendagri maka rombongan diterima oleh Tim Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Brebes dan pemangku kebijakan lainnya seperti Baperlitbangda, Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Endang Listiani, pengurus SPEK-HAM dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa bagi masyarakat Desa Pamulihan dan Wlahar, sowan kepada bupati adalah kebanggaan.
SPEK-HAM dalam mandatnya memperjuangkan pemenuhan kebutuhan dan hak dasar masyarakat, salah satunya melakukan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan yang diusung ada tiga isu yakni layanan hukum gratis dalam penanganan kasus kekerasan thd perempuan, kesehatan reproduksi dan pemberdayaan ekonomi. “Di Brebes kami masuk melalui pintu pemberdayaan ekonomi, potensinya adalah pertanian dan peternakan terpadu. Kami bekerja di Brebes sejak 2014, melihat potensi lahan luas namun belum tergarap,” terang Endang Listiani
SPEK-HAM pernah bekerja sama dengan kedutaan Australia pada tahun 2016 dan sekarang bekerjasama dengan kedutaan New Zealand mengupayakan sumberdaya untuk mengembangkan potensi di Brebes. Melihat potensi atisiri dapat dikembangkan di Brebes, maka pada tahun 2019 SPEK-HAM mengembangkan di kawasan 46 ha dan akan menjadi kawasan atsiri organik. Program ini bertujuan untuk memeratakan pembangunan di desa terpencil. Lokus wilayah di tiga dusun yaitu Kalibanteng, Kedungabad, Kedungringin yang merupakan wilayah terpencil.
“Saat ini, kami berupaya mempertemuan masyarakat secara langsung dengan bupati. Pada pertemuan setiap 3 bulan dengan dinas-dinas terkait kami sudah mensinergikan program-program di tiga desa sebagai upaya penanggulangan kemiskinan,”imbuh Endang Listiani.
Beberapa program diajukan di 2019 dan 2020. Sebagai upaya antisipasi, melalui audiensi pihaknya berharap supaya program yang sudah direncanakan tersebut dapat direalisasikan. “Kawasan atsiri ini juga ke depan diharapkan dapat menjadi eduwisata, sudah ada budidaya sereh wangi, penyulingan dan pembuatan produk hilir sabun dan karbol,”papar Endang Listiani.
Rasono, warga Desa Wlahar yang turut dalam audiensi kepada bupati di rumah dinas bupati menyatakan kegembiraannya selama ini didampingi oleh SPEK-HAM dan merasakan hasil dari budidaya sereh wangi dengan pembuatan sabun sereh wangi. Namun karena pertanian yang menjadi penyangga perekonomian dirinya mengemukakan jika panen masih menggunakan tenaga pikul dengan jarak 5 km. “Dengan adanya kondisi tersebut kamu berharap bantuan kebijakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan jalan dan jembatan sebab jika menggunakan tenaga manusia biayanya terlalu besar. Kami juga mengharakan dibangunnya jalan poros lingkar Wlahar-Pamulihan menuju agropolitan, hanya bisa dilakukan pada musim kemarau untuk mengangkut material,”jelas Rasono.
Jawaban didapat dari Dinas Pekerjaan Umum bahwa ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan di Wlahar yakni pemabngunan jembatan di Desa Karangsari berbiaya 2 milyar, jembatan Dukuh Wlahar berbiaya 2,4 milyar serta jembatan di Desa Kedungabad, semua dilakukan di tahun anggaran 2018 dan pihaknya terus melalukan pembangunan jembatan. “Untuk tahun 2020, kami akan membangun atau menyempurnakan beberapa jembatan yg ada,”terangnya.
Ia menambahkan bahwa bidang Ciptakarya sudah melaksanakan pengaspalan jalan Desa Wlahar- Buntrak ppada 2018, peningkatan jalan Balai Desa Wlahar 2019, 2020 peningkatan jalan Kedungabad- Wlahar, peningkatan jaringan perpipaan pada rencana kerja 2020. Pada 2018 juga ada kegiatan Pamsimas. ”Jalan lingkar poros dari wlahar pamulihan tembus ke Agropolitan akan kami survey terlebih dahulu,” pungkasnya.
Dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menyampaikan bahwa beberapa kegiatan sudah dilakukan di wilayah tiga desa tersebut. Kegiatan lebih khusus pada usaha untuk mendukung kegiatan pertanian di sana. Di Desa Pamulihan saat ini ada 16 kelompok tani. Aset atau bantuan yg sudah ada yakni beberapa alat pertanian, dan dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan juga dapat diakses di luar kelompok. “Tahun 2019 belum ada kegiatan fisik di dua wilayah desa tersebut namun tahun 2020 jalan usaha tani akan coba kami usulkan,namun sebelumnya akan kami lakukan verifikasi/survey terlebih dahulu. Kita akan rencanakan untuk jalan usaha tani dengan panjang 500 meter,”terangnya.
Rasono kembali mengimbuhkan bahwa jika tahun 2020 disebutkan bahwa ada pembangunan jalan usaha tani, yang lebih utama adalah pembangunan jembatan. “Ini bagi kami penting sebab kalau jalannya rusak asal ada jembatan masih bisa dilalui,”pungkasnya. (nila/red)