Refleksi BUMDes Lentera Desa Cluntang: Butuh Restrukturalisasi, Manajemen, dan Dukungan Pemerintah Desa

Proses Refleksi BUMDes dipimpin ibu Kepala Desa Cluntang

BUMDes yang diberi nama LENTERA tersebut sudah berdiri sejak tahun 2017 atas inisiasi masyarakat dan pemerintah desa, yang dalam proses pembentukannya didampingi oleh SPEK-HAM. BUMDES  yang memiliki tiga unit usaha  dibentuk atas pertimbangan potensi yang dimiliki oleh Desa Cluntang Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Tiga unit usaha tersebut adalah Unit Usaha Wisata, Unit Usaha Peternakan dan Pertanian, serta Unit Keuangan Mikro (Koperasi Simpan Pinjam). Dari tiga unit tersebut telah berjalan beberapa kegiatan antara lain pengembangan Camping Ground  dan selfie spot ditempat yang popular akan pengunjung Tikungan Cinta (TC), serta rencana pengembangan Pusat Pembelajaran Pertanian, dll.

BUMDes dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa, terlebih perempuan. Partisipasi aktif dari masyarakat dalam mengelola BUMDes menjadi nilai positif yang seringkali terlupakan. Selama ini focus dari BUMDes melulu soal keuntungan. Berbeda dengan BUMDes Lentera yang mengedepankan partisipasi masyarakat dalam membentuk dan mengelola, saat ini usaha desa tersebut sudah meningkatkan akses ekonomi pada perempuan. Ada  10 perempuan dapat membuka usaha di kawasan wisata Tikungan Cinta yang dikelola oleh BUMDes, 5 perempuan membuka usaha catering jika ada event acara di Kawasan Tikungan Cinta, 52 perempuan (49%) sebagai anggota koperasi
Arta Lentera.

Namun demikian dari hasil refleksi bersama yang diselenggarakan pada 27 Februari 2020 yang lalu, dalam prakteknya BUMDes Lentera belum dapat optimal mencapai tujuan tersebut. Beberapa factor penyebab kurang maksimalnya kinerja BUMDes seperti kepengurusan yang kurang optimal, terdapat beberapa pengurus yang smasih belum terlihat komitmennya dalam menjalani tugas memajukan BUMDes Lentera.

Usaha potensial yang kedepan lebih dikembangkan lagi adalah Koperasi Simpan Pinjam dan usaha wisata. Dengan perencanaan tersebut, BUMDes dan pemerintah desa perlu menyiapkan kader-kader baru yang mampu berkomitmen dalam pengembangan BUMDes Lentera. Dukungan dan sinergi pemerintah desa sangat diharapkan untuk mengembangkan unit usaha BUMDes ke depan, penyertaan modal masih menjadi tantangan dari banyaknya pekerjaan rumah penyelesaian infrastruktur desa. Dalam kebijakan yang mengatur, kepemilikan modal 51 % adalah dari desa. Jika dikelola dengan managemen yang efektif dan efisien, maka ke depan BUMDes bisa menjadi sumber pendapatan desa dalam melakukan program pembangunan secara otonom. Nila- Manager Divisi SL