Remaja dan Pengenalan Tentang Gender

Salah satu strategi SPEK-HAM dalam melakukan pendidikan kritis untuk pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak berbasis gender pada masyarakat termasuk remaja adalah dengan memberikan mereka pelatihan tentang “Gender Dasar”. Mengapa dilakukan pelatihan? Sebab agar dicapai tujuan yakni mempu mencetak agen-agen perubahan dalam komunitas remaja. Mereka diharapkan mampu melakukan penanganan kasus secara sederhan di lingkungan mereka sendiri.

Isu gender mulai merebak di Indonesia pada tahun 1990-an. Meski sudah berumur nyaris 30 tahun, namun isu ini masih banyak yang salah mengartikan. Tentang konsep gender dan kesetaraan gender, selain sering disamakan dengan arti seks (jenis kelamin) kemudian juga ada penyalahartian bahwa kesetaraan dianggap seolah-olah tindakan atau keinginan menomorsatukan perempuan, bukan peran dan fungsi sosialnya. Maka awalnya, masyarakat awam masih risih dan gagu ketika mendengar kata kesetaraan gender.

Dalam upaya untuk mengubah pola pikir atau paradigma agar berkembang dalam pemahaman kesetaraan gender, maka beberapa waktu lalu SPEK-HAM memberikan pelatihan pengetahuan tentang gender dasar kepada 20 peserta remaja yang datang dari berbagai latar belakang.seperti mahasiswa, pelajar, komunitas remaja, forum anak dan penyintas.

Dikutip dari lifestyle.okezone.cpm, data remaja di Indonesia menurut catatan BKKBN pada tahun 2016 berjumlah 66,3 juta jiwa dengan rentang usia 10-24 tahun dari total penduduk sejumlah 258,7 juta. Jumlah ini tentu akan bertambah terutama di tahun 2035 dan tentunya pengetahuan tentang gender dasar dan keadilan gender akan terus digaungkan sebab asalah yang menonjol bagi mereka adalah kurangnya informasi seputar seksualitas, reproduksi serta gender. (Anik/AP)