Remaja Juwiring Gelar Diskusi Seks dan Gender

Yayasan SPEK-HAM bekerjasama dengan Yayasan IPAS Indonesia kembali menggelar Diskusi Remaja Juwiring yang diselenggarakan pada Minggu 20/9 bertempat di Balai Desa Tlogorandu, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Kegiatan yang mengangkat tema Seks dan Gender ini diikuti oleh 20 orang remaja juwiring dan menghadirkan Fasilitator Fajar Kristiarji W dari SPEK-HAM.

Pada sesi awal Fasilitator mengajak peserta untuk menggambarkan diri atau menyimbolkan diri masing-masing peserta kemudian diminta untuk menyampaikan alasan mengapa memilih gambar atau simbol tersebut. Selanjutnya peserta dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing menuliskan ciri-ciri laki-laki dan perempuan, setelah itu mengajak peserta bermain Setuju, Ragu-Ragu dan Tidak Setuju.   

Setelah permainan ini selesai fasilitator menjelaskan pengertian seks dan gender, bahwa Gender itu dibentuk oleh masyarakat, dan dipengaruhi oleh suatu sistem kepercayaan agama, budaya, politik, dan pendidikan. “Jadi gender itu dibentuk oleh manusia dan sistem kepercayaan di masyarakat. Contoh hanya laki – laki yang menjadi pemimpin, ketika berbicara soal konteks pemimpin ini menyangkut satu bentuk gender yang dapat dipertukarkan, tidak kemudian menjadi dominasinya laki – laki atau perempuan tetapi mungkin bisa saling berbagi peran”, ungkap Fajar

Masih menurut Fajar masih dijumpai konstruksi sosial atau kebiasaan di masyarakat kita, yang memberikan pelabelan bahwa laki-laki harus kuat, harus jadi pemimpin yang kemudian mencirikan bahwa laki-laki harus seperti ini, perempuan harus seperti itu. Padahal hal tersebut bisa ubah dan dikomunikasikan, karena Gender itu bisa dipertukarkan tetapi kodrat tidak bisa dipertukarkan. Dalam sesi ini juga dijelaskan pula tentang perbedaan biologis laki-laki dan perempuan. Sementara itu Fajriyah salah seorang peserta menyampaikan banyak kasus kekerasan dalam pacaran (KDP) yang menjadi korban adalah perempuan. Menanggapi hal tersebut, Fajar menyampaikan karena laki-laki selalu dikontruksikan sebagai individu yang kuat, mendominasi dan memiliki kontrol sehingga ini berdampak pada relasi laki-laki dan perempuan. Sebagai perempuan harus melihat kembali relasi yang terjalin seperti apa, kalau sudah tidak nyaman maka hentikan hubungan atau relasi tersebut. Pada sesi akhir Fasilitator meminta peserta untuk menggelompokkan ciri-ciri perempuan dan laki-laki ke dalam kelompok gender dan kodrat. Henrico Fajar/Divisi Kesmas SPEK-HAM