IVA Tes Tidak Sakit, Hasilnya Cepat Diketahui
- 26
- Feb
Hal tersebut disampaikan Ida Nursanti saat memberikan informasi sekaligus ajakan kepada ibu-ibu kader kesehatan Desa Blumbang pada acara pertemuan rutin kader kesehatan, Sabtu (16/2) di Balai Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali.
Menurutnya sudah saatnya perempuan harus berani melakukan IVA tes demi kepastian kesehatan reproduksinya. “Pemeriksaan IVA tes itu tidak sakit dan hasilnya cepat diketahui,”ungkap Ida. Dia menambahkan hasil pemeriksaan IVA tes bersifat rahasia dan yang mengetahui hanya pasien dan dokter yang memeriksa. Jadi perempuan tidak perlu merasa malu.
Sementara itu Supriatun, Bidan Desa Blumbang menyampaikan informasi tentang kesiapan layanan IVA tes di Puskesmas Klego 2. Menurutnya saat ini sudah ada tim terlatih yang siap melayani. “Sudah ada tim tersendiri yang sudah terlatih melayani IVA tes. Silakan nanti disiapkan pesertanya 15-20 orang. Setelah itu bisa menghubungi pihak Puskesmas supaya bisa disiapkan tim beserta perlengkapannya,” ungkap Rohma.
Sebagai informasi, kanker serviks merupakan pembunuh nomor satu perempuan Indonesia. Kanker serviks merupakan kanker yang muncul pada leher rahim perempuan. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. World Health Organization (WHO)sepertidikutip https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170827161551-255-237610/jumlah-kasus-kanker-serviks-indonesia-tertinggi-ke-2-di-dunia menyebutkan setiap tahun 21 ribu kasus kanker serviks (leher rahim) terjadi di Indonesia sehingga negara kita menempati nomor dua dalam jumlah kasus tertinggi di dunia.
Oleh karena itu upaya preventif sangat diperlukan. IVA tes menjadi salah satu jawaban dari upaya preventif yang murah, mudah dan cepat. IVA tes merupakan kepanjangan dari Inspeksi Visual dengan Asam Asetat yang merupakan cara sederhana mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. IVA tes bertujuan untuk mengurangi morbilitas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan, selain itu untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim. Henrico Fajar K.W (Divisi Kesehatan Masyarakat SPEK-HAM)