Kedaulatan Masyarakat Kalibanteng
- 03
- Mar
Perubahan infrastuktur Dusun Kalibanteng, Desa Pamulihan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah tampak signifikan. Perbedaan dirasakan ketika pemberdayaan masyarakat wanita tani SPEK-HAM memulai programnya di dusun ini. Komunikasi yang intens antara masyarakat Dusun Kali Banteng, pemerintah desa dan pemerintah kabupaten yang difasilitasi SPEK-HAM membuat dusun ini lebih dilirik dalam program pembangunan.
Akhir tahun 2014 merupakan awal dimulainya program pemberdayaan wanita tani di dusun ini. Dusun yang rata-rata penduduknya adalah buruh tani yang tidak punya lahan sendiri ini keadaan infrasturktur jalannya pada waktu itu masih nampak menggunakan batu-batu besar sebagai pengeras jalan. Pengendara kendaraan roda dua dapat dipastikan tidak nyaman saat melewati jalan di sini. Pada tahun 2015 kemarin tidak hanya satu proyek pembangunan saja yang dilaksanakan di dusun ini. Berbagai proyek dilakukan dalam kurun waktu satu tahun tersebut, antara lain pembangunan jembatan penghubung antara Dusun Kalibanteng dengan Dusun Kedungabad, Desa Wlahar, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, berikut pengaspalan jalan penghubung tersebut, pengaspalan jalan utama Dusun Kalibanteng, dan pengaspalan salah satu gang kecil, serta pembangunan irigasi di area tanah bengkok/tangsi.
Tanah bengkok atau tangsi yang menjadi tanah garapan andalan buruh tani Dusun Kalibanteng merupakan sawah tadah hujan. Tanah tersebut merupakan tanah milik Pemerintah Desa Pamulihan sebagai hak dari seluruh Perangkat Desa Pamulihan, namun sekarang sudah mulai dibangun irigasi di area seluas 50 ha. Sumber air irigasi ini diambil dari Sungai Pemali yang berada di perbatasan dusun. Jarak antara Sungai Pemali dan area sawah tersebut hampir 1 km dengan medan yang tinggi. Irigasi ini membutuhkan daya untuk mengalirkan air dari sungai yang berada di bawahnya. Mesin diesel berkekuatan lebih dari 10 pk yang menjadi bantuan pemerintah untuk Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Pamulihan dialokasikan untuk area sawah ini, sehingga diharapkan para buruh tani Dusun Kalibanteng tetap produktif sekalipun saat musim kemarau tiba.
Dusun yang ditinggali oleh hampir 1000 jiwa ini hanya mempunyai satu orang perwakilan di tingkat Pemerintah Desa Pamulihan yaitu seorang Kaur Kesra Warmo. Dalam setiap acara musyawarah pembangunan desa (Musrenbangdes) beliau mengaku tidak pernah dilibatkan, namun setelah komunikasi intens yang dijalin dengan pemerintah desa dan masyarakat Kalibanteng yang difasilitasi oleh SPEK HAM, mulai bulan Januari kemarin perwakilan masyarakat Kalibanteng yang diwakili oleh Warmo mendapat undangan Musrenbangdes untuk tahun anggaran 2017 di Balai Desa Pamulihan. Usulan-usulan pembangunan yang disaring dari masyarakat Kalibanteng lalu disampaikan dalam acara tersebut.
“Saya berterima kasih dengan SPEK-HAM yang setia mendampingi masyarakat Kalibanteng, sehingga komunikasi yang intens ini menghasilkan keberpihakan pembangunan pada dusun terisolir ini. Kedepan, Insha Allah pembangunan infrastruktur di dusun ini akan lebih baik, Jalan penghubung antara Dusun Kalibanteng dengan dusun lain di wilayah Desa Pamulihan akan segera dibangun,” ucap Pak Warmo.
“Pak Warmo pernah menyampaikan APBDes (Anggaran dan Pendapatan Desa) Pamulihan tahun 2016 pada suatu acara resepsi salah satu warga Kalibanteng. Beliau mengatakan bahwa pada tahun ini, desa akan mendapatkan total sekitar 2 Milyar Rupiah dengan rincian Dana Desa 1 Milyar. Ini salah satu alokasi Dana Desa tertinggi di Kabupaten Brebes. Hanya ada dua desa yang mendapatkan alokasi sebesar ini, salah satunya Desa Pamulihan. Ini adalah kali pertama kami mendapatkan informasi tentang APBDes semenjak saya hidup di sini,” ucap Ibu Sumarni yang menjadi ketua pengajian ibu-ibu sekaligus ketua KWT binaan SPEK-HAM. (Yunus Awaludin Jaman – CO Brebes/spekham.org)