Kunjungan Kementrian Lingkungan Hidup di “GRIYA LILIN“

Selasa, 2 Desember 2014 jam 10.10 WIB, kami mendapatkan telephone dari Badan Lingkungan Hidup Surakarta bahwa akan ada kunjungan dari Kementrian Lingkungan Hidup yang akan mendarat jam 11.00 WIB di Bandara Adi Sumarmo. Meski agak terburu-buru, tapi saya tetap menyanggupinya. Saya koordinasikan hal tersebut dengan team dari Griya Lilin yang terdiri dari Ibu Dwi S, Ibu Nana, Ibu Linda, Ibu Yulaikah, Ibu Haryani, Ibu Triyani Wahyuni, Ibu Jasmin, Ibu Makmis, Ibu Kedah.

Kami menunggu sejak jam 11 sampai team dari SPEK HAM juga datang, tetapi tamu juga belum datang sampai jam 13.00 WIB. Saya konfirmasi ke pihak Kelurahan Joyosuran, ternyata tamu dari Kementrian masih ada agenda di Balekota. Tanggal 3 Desember 2014, sekitar pukul 09.00 WIB, team dari Kemetrian Lingkungan Hidup Jakarta datang di Griya Lilin. Ada 3 orang dari Kementrian Lingkungan Hidup, 2 orang aktifis lingkungan hidup, 1 orang dari BLH Kota Surakarta dan 1 orang dari Kelurahan Joyosuran.

Diawali dengan perkenalan dari team yang diwakili Bapak Prayoga dari KLH , Bapak Mukti dari Team Adipura dan Bapak Bani dari BLH Kota Surakarta. Team Adipura tersebut ingin tahu bagaimana pengelolaan sampah dan limbah pada kegiatan home industry ini. Saya bersama Kunjungan Kementrian Lingkungan Hidup (Large)dengan teman-teman dari Griya Lilin saling menambahkan menjawab “Dalam kegiatan ini hampir tidak ada limbah, karena bahan utama lilin tidak ada yang dibuang, bahkan kami mengelola limbah sampah seperti kain perca, plastic, botol-botol yang kami padu padankan menjadi kerajinan seperti tempat tissue, tempat lilin, dan souvenir lainya”. Team Adipura sangat tertarik dengan tas-tas dan aksesoris yang terbuat dari plastik  bekas (plastik kresek). Hampir semua pengunjung yang datang ke Griya Lilin tertarik dengan hasil karya ibu-ibu di Kelompok Permata ini. Produk jenis itu sangat sulit pemasarannya. Paling kalau ada orang-orang asing yang kebetulan datang berkunjung di Kelompok Usaha Perempuan Griya Lilin ini yang membelinya. Lebih lanjut Ibu Eky menyampaiakan bahwa ke depannya, usaha kelompok perempuan ini masih banyak sekali kendala, dari penyadaran kepada warga untuk memilah sampah, memberikan ketrampilan dan setup pemasaran yang lebih menjamin keberlangsungan UKM-UKM di Joyosuran ini.

Ibu Nana lebih lanjut menjelaskan bahwa Griya Lilin ini masuk dalam kegiatan di KPJ, khususnya untuk pemberdayaan perempuannya. Selain untuk kegiatan UKM, ibu dua anak itu juga menjelaskan program pengelolaan lingkungan yang diwadahi dalam kegiatan merawat kali jenes, dimana kali dan bantarannya yang memiliki panjang 734 meter ini menjadi potensi yg baik  bagi perempuan karena ada tiga hal besar yang akan dilakukan yaitu normalisasi kali, penanaman tanaman pangan pinggir kali, dan pengelolaan sampah. Kesemuanya akan terkonsentrasi untuk penciptaan lingkungan di bantaran kali pada kususnya, dan di seluruh wilayah Joyosuran pada umumnya menjadi wilayah yang bersih dan nyaman. Harapan Ibu Eky, Ibu Nana dan teman-teman, setiap kunjungan dari Pemerintah seperti ini hendaknya bisa disampaikan keluhan dan kondisi kelompok UKM seperti Griya Lilin ini sehingga tidak hanya menjadi sekedar kunjungan kedinasan yang hanya ceremonial dan tugas dinas saja. (nocko alee/dok photo : kpj/spekham.org)