Mengubah Musibah Menjadi Berkah
- 26
- Nov
Sore itu, puluhan perempuan dan laki-laki berkumpul di kantor Koperasi Ternak Sapi Rukun Makmur Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Ibu-ibu sibuk menggelar tikar, bapak-bapak sibuk membawa jerigen, angkong, sekop dan alat pertanian lainnya. Sore itu, pengurus dan anggota koperasi yang berjumlah 25 orang mengadakan kegiatan pelatihan membuat pupuk dan pakan dari dan untuk ternak sapi mereka. Ada 3 narasumber dari CV Agro Nusantara Klaten, hadir juga pengurus Kelompok Perempuan Rukun Makmur dari Desa Musuk.
Kegiatan pelatihan dilakukan di halaman kantor yang cukup sejuk dan nyamanl. Kegiatan yang sudah dirancang selama dua minggu ini sebenarnya merupakan hasil ngobrol dengan para pengurus koperasi yang juga sedang dalam proses mengurus badan hukum. Berbagai persoalan muncul dari ternak sapi bantuan dari BPBD ini. Jumlah anggota koperasi sebanyak 142 orang, jumlah sapi 143 ekor betina, 72 ekor jantan, dengan totalnya 215 ekor. Mereka wajib membayar iuran pokok Rp 50.000 dan iuran wajib Rp 5.000 per bulan. Sapi-sapi tersebut baru sekitar 3 bulan dipelihara, tetapi persoalan bermunculan. Sulitnya mendapatkan pakan ijoan karena ladang kering memaksa mereka membeli pakan ijoan seharga Rp 15.000 – Rp 30.000 perhari untuk 3 ekor sapi. Untuk kebutuhan minum, mereka setiap hari membayar 1000 per satu ekor sapi, sedangkan untuk pakan tambahan selama 6 bulan ini masih disubsidi, mereka hanya mengganti Rp 10.000 per satu karung pakan (50 Kg). Kotoran sapi yang menumpuk serta urin sapi yang sudah tidak tertampung dan akirnya meluap sampai lahan pertanian di sebelah kandang juga menjadi persoalan tersendiri bagi para anggota koperasi ini.
Pelatihan siang hingga sore itu diawali dengan paparan bagaimana mengelola koperasi yang baik, bagaimana kerja-kerja pengurus juga mendukung program koperasi. Mereka masih sangat membutuhkan ketrampilan-ketrampilan dalam mengelola koperasi tersebut, baik pembukuan maupun mengelola anggota dan usaha. CO SPEK-HAM menyampaikan bahwa kedepan jika koperasi ini dikelola dengan baik, jujur dan transparan, maka koperasi ini akan menjadi besar di 3 tahun pertama, sehingga anggota sudah bisa merasakan manfaat berkoperasi.
Pada waktu team dari CV Agro Nusantara klaten yang terdiri dari Bapak Gunawan, Bapak Purwanto dan salah satu mitra dampingannya, bapak Purwadi yang mengelola ternak babi menyampaikan materi, para peserta sangat antusias. Pak Gun menggaris bawahi bahwa usaha ternak ini sangat menjanjikan karena itu harus dipelihara. Beberapa catatan dalam usaha ternak ini adalah pembuatan kandang yang kurang representative, pembuatan sanitasi pembuangan limbah yang masih campur antara kotoran dengan urin, genangan urin yang kurang lancar dan lain-lain.
Lebih lanjut disampaikan bahwa dari sapi-sapi yang dipelihara ini menghasilkan kotoran dan urin yang selama ini menjadi musibah, tetapi dengan niat, sedikit waktu dan tenaga serta ketrampilan yang tepat maka akan menjadi berkah yang melimpah, bahkan Pak Aliman bisa jamin kalau kotoran dan urin ini dikelola, maka akan bisa menutup biaya pakan ijoan maupun pakan tambahannya. Dengan produk-produk organi kramah lingkungan berupa berbagai mikrobatik yang berfungsi untuk mengurai gas metan, menimbulkan dampak meningkatkan nafsu makan. CV Agro Nusantara ini siap bermitra dan mendampingi koperasi tentunya dengan nilai sosial bisnis yang dikedepankan. Teori sudah disampaikan, kemudian masuk pada sesi tanya jawab. Banyak yang menyampaikan bagaimana pupuk ini bisa laku terjual kalau para anggota maupun warga balerante sudah terpenuhi pupuknya, juga bagaimana nanti kalau ada kebun percontohan di dekat kandang.
Praktek membuat aneka produk olahan dari kotoran ternak dan urin dimulai dengan membuat pupuk organik dari kotoran sapi, setelah itu membuat pupuk dari urin sapi dan yang terakhir membuat pakan sapi fermentasi, dengan fermentasi penuh 21 hari dan dengan fermentasi cepat 3 jam dengan teknik silase. Setelah selesai pelatihan, karena sudah tidak sabar, mereka langsung memberikan hasil pakan fermentasi yang baru mereka buat. Meskipun belum sempurna proses fermentasinya, sapi-sapi itu habis melahab makanan tidak kurang dari 5 menit.
Peserta sangat antusias dan mengikuti pelatihan sampai selesai. Mereka berkomentar bahwa pelatihan yang dilakukan ini menarik, tidak seperti biasanya. Mereka bersepakat akan segera menindaklanjuti pelatihan ini dengan praktek yang sesungguhnya dan akan dijadwalkan setengah bulan kedepan atau paling lambat awal Desember. Melihat produksi kotoran yang begitu banyak setiap harinya yang selama tiga bulan ini menjadi persoalan yang sangat mengganggu, maka mereka harus berfikir kotoran ternak bukanlah musibah, tetapi akan menjadi berkah yang melimpah dan akan menjadi sumber pendapatan untuk kelompok/koperasi.
Ditulis oleh Noko Alee CO Divisi Sustainable Livelihood SPEK-HAM