Mimbar Bebas SPEK-HAM Bersama Aliansi Perempuan Bergerak Solo Raya

SPEK-HAM bersama Aliansi Perempuan Bergerak Solo Raya terdiri dari Salirang, Jejer Samwa, PMII, IMM, SEATAP, Larasati, PUKAPS, LMND, Lawan Patriarki, Arwis, dan BEM Se-Soloraya menggelar aksi mimbar bebas. Aksi diikuti lebih dari dua ratus orang dengan membawa alat-alat kampanye tentang penghapusan kekerasan seksual seperti. “Hapus Kekerasan Seksual”, “Tubuhku Otoritasku”, “Sahkan RUU P-KS”. Dua rombongan pengunjuk rasa dalam aksi damai tersebut bergerak dari depan Solo Grandmall menuju arah timur, serta dari arah Ngarsopuro bergerak ke barat dan keduanya menuju satu titik dekat Toko Buku Gramedia menggelar mimbar bebas berupa orasi dan perform art, Solo Car Free Day (CFD), Minggu (8/12).

Berlatarbelakang rasa keprihatinan yang sama terkait semakin tingginya angka kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia, yang menurut Catatan Akhir Tahun (CATAHU) Komnas Perempuan, sepanjang tahun 2018, ada 406.178 kasus yang dilaporkan. Untuk provinsi Jawa Tengah adalah 2.503 kasus, di antaranya kekerasan seksual 907, fisik 940 serta kekerasan lainnya. Hal ini tidak bisa dibiarkan saja dan para pengunjuk rasa menuntut adanya peran negara untuk mengapus kekerasan dengan memberikan perlindungan kepada perempuan dan mensahkan segera Rancangan Undang-Undang  Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS).

Orasi di Solo CFD, Minggu (8/12)

Bentangan poster bertuliskan 16 HAKtP, Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Aliansi Perempuan Bergerak Solo Raya melakukan longmarch
Mimbar bebas berupa orasi saat organisasi Lawan Patriarki melakukan orasi
para pengunjuk rasa aksi damai dengan alat kampanye di tangan mereka
Aksi teatrikal dari BEM ISI
Komunitas larasati saat berorasi
para peserta aksi mimbar bebas