Perempuan Merawat Kali
- 13
- Feb
“Membangun kesadarkan warga Kelurahan Joyosuran untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitarnya, serta mengajak para perempuan Joyosuran untuk melakukan pemilahan sampah, terutama sampah non organik yang mempunyai nilai jual, supaya bisa menambah penghasilan keluarga dan memberikan kesibukan positif bagi perempuan Joyosuran.”
SOLO – Minggu (25/01/2015). Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) beserta Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK HAM) dan stakeholder terkait menyelenggarakan suatu acara yang menjadi puncak perayaan peringatan ulang tahun Kelompok Perempuan Joyosuran yang ke-3 “3 Tahun Kelompok Perempuan Joyosuran, Belajar Bersama Masyarakat”.
Acara tersebut dimulai sejak pagi hingga malam hari dan melibatkan semua perempuan Joyosuran, tidak terkecuali Bapak-bapak dan anak-anak. Beberapa acara telah terkonsep dengan rapi, mulai dari Flashmob Dance dan Kerja Bakti yang diselenggarakan pada pagi hari pukul 06.30 WIB yang bertempat di halaman Kelurahan Joyosuran serta diikuti oleh kurang lebih 100 perempuan warga Joyosuran. Selesai acara flashmob dance dilanjutkan penanaman tanaman oleh perempuan-perempuan dan laki-laki warga Joyosuran. Tanaman ditempatkan di bantaran Kali Jenes sebagai salah satu bentuk aktifitas dari kegiatan “Perempuan Merawat Kali”.
Acara selanjutnya yang tidak kalah menarik, yaitu Lomba Cipta Makanan Non-Beras yang diselenggarakan di rumah salah satu warga Joyosuran. Peserta yang terlibat adalah perempuan-perempuan yang mewakili RT dan RW nya dengan hasil karya cipta masakan non-beras kreasi baru mereka. Acara ini berlangsung hingga menjelang siang hari, sembari juga dilangsungkan proses penjurian Lomba Pengelolaan Sampah.
Proses penjurian lomba pemilahan sampah dilakukan dengan cara mendatangi tempat-tempat warga yang menjadi ketua dari masing-masing kelompok yang mengikuti lomba. Antusiasme warga Joyosuran sangatlah tinggi dalam mengikuti lomba pemilahan sampah tersebut, terbukti dengan banyaknya anggota kelompok yang mendaftar hingga mencapai kurang lebih 8 kelompok dari 12 RW yang ada di Kelurahan Joyosuran tersebut. Proses penilaian begitu panjang, dimulai dengan melihat langsung proses pemilahannya sampai dengan diskusi bersama masing-masing perwakilan kelompok bersama dewan juri yang ditunjuk dari beberapa elemen.
Sebagai puncak dari rangkaian kegiatan, malam harinya diselenggarakan acara inti yaitu sarasehan bersama warga Joyosuran yang mengangkat tema “Pengelolaan Sampah dalam Perspektif Lingkungan dan Pencegahan Bencana Banjir”. Acara sarasehan ini diikuti seluruh warga Joyosuran dan ikut serta mengundang narasumber dari Bapak Walikota Surakarta yang diwakilki oleh Bapak Camat Pasar Kliwon, perwakilan dari DKP, perwakilan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH), serta Ketua PAGAR KAJEN (Paguyuban Warga Rekso Kali Jenes).
Talk show dibuka oleh moderator Nila Ayu Puspaningrum, selaku manajer divisi Sustainable Livelihood dan juga perwakilan dari SPEKHAM. Penampilan-penampilan music dari speky voice, vocal group FORAJOS (Forum Anak Joyosuran) serta mendatangkan band tamu dari Boyolali yang menambah semaraknya acara saraserah pada malam hari itu. Acara sarasehan yang mengangkat program pengelolaan sampah dalam perspektif lingkungan dan pencegahan bencana banjir tersebut memang pantas dilakukan di Kelurahan Joyosuran, karena sampah menjadi salah satu temuan persoalan di daerah tersebut. Berawal dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh perempuan yang tergabung dalam Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) pada tahun 2014, bahwa masih ada sampah yang dibuang ke selokan bahkan ke Kali Jenes yang pada akhirnya mengganggu saluran-saluran pembuangan.
Dampak dari pembuangan sampah secara liar sangat dirasakan oleh warga sekitar bantaran Kali Jenes yang dulu kerap terkena banjir. Situasi tersebut memunculkan keprihatinan bagi perempuan-perempuan Joyosuran untuk bisa mengatasinya. Dari masalah-masalah yang telah dihadapi oleh warga Joyosuran tersebut, selama kurang lebih 3 tahun, Kelompok Perempuan Joyosuran (KPJ) yang bekerjasama dengan SPEK HAM membantu warga Kelurahan Joyosuran untuk menanggulangi masalah sampah dengan berbagai program yang telah dijalankan. Maka dari itu, kegiatan sarasehan tersebut dilakukan untuk bisa menampung dan mendiskusikan berbagai keluh kesah warga mengenai masalah sampah kepada para narasumber yang lebih mengerti untuk penanganan masalah sampah.
Pembahasan masalah sampah dimulai dengan pemutaran film tentang proses pengangkutan sampah perkotaan di Luar Negeri yang sudah tersistematis dengan rapi. Dengan diperlihatkannya film tersebut menjadikan warga Kelurahan Joyosuran yang mengikuti acara sarasehan tersebut mempunyai keinginan agar negaranya atau khususnya kelurahannya sendiri bisa mengikuti proses pengangkutan sampah yang lebih tersistematis seperti dalam video yang diputar.
Diskusi berawal dengan dibukanya sesi tanya jawab oleh moderator, begitu semangatnya antusias warga terbukti dengan banyak warga yang menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah sampah di seputar lingkungan Joyosuran. Ada yang memberi kritikan bagi Pemerintah yang menangani masalah sampah di kota Solo dan ada juga yang menanyakan bagaimana solusi yang tepat untuk menanggulangi masalah sampah di daerah Joyosuran tersebut kepada para narasumber yang bertanggungjawab dan berkompeten dalam bidangnya. Penjelasan-penjelasan yang dipaparkan oleh para narasumber menjadikan warga mulai tahu dan mendapatkan tambahan ilmu tentang bagaimana mengelola sampah perkotaan terutama bagi rumah tangganya sendiri.
Sarasehan berlangsung dengan meriah dengan banyaknya pertanyaan yang muncul dan ditambah dengan pembawaan beberapa narasumber yang sedikit humoris semakin menambah hangatnya acara malam sarasehan tersebut.
Sebelum penutupan acara sarasehan pada malam hari tersebut, diadakan sesi pengumuman pemenang Lomba Pengelolaan Sampah, Lomba Cipta Makanan Non-Beras yang penjuriannya dilakukan pada pagi hari. Masing-masing lomba diambil Juara I, II, III dan Juara Harapan. Peserta yang memenangkan perlombaan tersebut masing-masing mendapatkan Trophy Walikota Surakarta, Sertifikat, Uang Pembinaan, serta beberapa bingkisan menarik. Acara sarasehan tersebut ditutup dengan ditampilkannya pertunjukan musik. (Defita & Murni – Mahasiswa Sosiologi UNS/spekham.org)