Perempuan Pundungan Ikuti Diskusi Kesehatan Reproduksi
- 10
- Feb
Pemerintah Desa Pundungan bersama SPEK-HAM menggelar Diskusi Kesehatan Reproduksi (Kespro) pada Sabtu 16/1. Kegiatan yang diikuti Kepala Desa, Ketua TP PKK dan Kader Kesehatan ini dilaksanakan di Balai Desa Pundungan, Kecamatan Juwiring.
Suasana Diskusi Kesehatan Reproduksi bersama Kelompok Perempuan di Balai Desa Pundungan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten (sumber: dok. pribadi)
Kegiatan diawali dengan pemberian informasi tentang kasus kesehatan reproduksi di Kabupaten Klaten. Disampaikan Henrico Fajar dari SPEK-HAM bahwa data dari Dinas Kesehatan menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Klaten tahun 2017: 18 kasus, 2018: 13 kasus, tahun 2019: 12 kasus dan tahun 2020 sampai bulan September: 12 kasus. Penyebab AKI antara lain pendarahan, Eklamsi, infeksi, dan lain-lain. Sementara itu Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2017: 162 kasus, 2018: 170 kasus dan 2019: 162 kasus. Kasus Abortus tahun 2017: 508 kasus, 2018: 442 kasus dan 2019: 465 kasus.
Perkawinan anak di Kabupaten Klaten pada tahun 2017: 130 kasus, tahun 2018: 112 kasus dan tahun 2019: 141 kasus. Jumlah remaja yang hamil di tahun 2017: 295 kasus, 2018: 450 kasus dan tahun 2019: 315 kasus. Sementara itu jumlah remaja yang bersalin di Kabupaten Klaten pada tahun 2017: 200 orang. 2018: 136 orang dan 2019: 144.
Sesi diskusi peserta (sumber: dok. pribadi)
Menanggapi data tersebut beberapa peserta menyatakan prihatin dan sedih. “Klaten itukan layanan kesehatan sudah tersedia dan cukup dekat, jadi sebenarnya tidak ada alasan lagi kasus-kasus tersebut bisa terjadi,” ungkap Titik. Dia berharap sosialisasi dan edukasi tentang Kespro bisa ditingkatkan lagi.
Elizabeth Yulianti pandamping dari SPEK-HAM yang memandu Diskusi ini berhasil mengajak peserta untuk memetakan persoalan Kesehatan Reproduksi, antara lain kasus gagal KB, kanker payudara, KTD, keguguran, dan sebagainya. Hasil pemetaan tersebut akan digunakan untuk menyusun materi, sebagai bahan diskusi setiap bulan.
Danang Lurah Pundungan mengatakan akan mendukung setiap kegiatan yang melibatkan perempuan. “Kita ingin mencerdaskan perempuan, siapa tahu dari kita akan muncul narasumber terkait isu kesehatan reproduksi yang berani menyampaikan di desa-desa lainnya”, ungkapnya. Selain itu menurutnya dengan ada adanya pertemuan bulanan ini diharapkan kasus-kasus kesehatan reproduksi semakin berkurang.
Henrico Fajar – Divisi Kesmas SPEK – HAM