JUMINI : POTRET PEREMPUAN MERAWAT ALAM MELALUI PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN DI DESA CLUNTANG BOYOLALI
- 21
- Feb
Jumini merupakan seorang perempuan yang berprofesi sebagai petani bawang merah di Dusun Tutup, Desa Cluntang Kecamatan Musuk Boyolali. Yang menjadi pembeda dengan petani-petani pada umumnya, dia menanam tanaman bawang merah tersebut tanpa menggunakan pupuk kimia. Beliau hanya menggunakan pupuk kompos dari bahan alami.
Ibu Jumini mulai menanam tanaman bawang merah tanpa bahan kimia dari tahun 2019, sejak adanya program dan pendampingan dari Yayasan SPEK-HAM dan BAZNAS yang masuk ke komunitas mereka. Terhitung sudah dua kali panen bawang merah tanpa menggunakan bahan kimia hingga saat ini. Dari yang awalnya hanya coba-coba dan untuk perbandingan dengan cara tanam lamanya yang masih menggunakan pupuk kimia.
Menurut penuturan beliau, hasil panen bawang merah yang didapat dengan menggunakan pupuk berbahan dasar organik non kimia lebih unggul kualitasnya jika dibandingkan dengan hasil panen dengan menggunakan pupuk kimia. “Kalau yang pakai ZA (kimia) itu hasilnya satu banding 3,yang non kimia ya sama. Tapi kualitasnya berbeda. Bedanya yang pakai no kimia lebih tahan lama. Umbinya lebih keras” tutur Ibu Jumini
Selain kualitas yang dihasilkan lebih unggul, biaya yang dikeluarkan untuk pupuk dan obat dengan menggunakan pupuk organik non kimia lebih hemat jika dibanding dengan menggunakan pupuk dan obat kimia. “ya lebih irit mbak, tidak perlu beli. Tinggal nyari bahan-bahan di kebun banyak, tambah Jumini
Bahan-bahan yang digunakan untuk pupuk dan obat dalam penanaman non kimia memang diambil dari bahan alami. Dan banyak ditemukan disekitar pemukiman. Bahan tersebut diantaranya adalah, rebung (bambu muda), alang-alang, akar bambu, puteri malu, toge, jantung pisang dan masih banyak lagi.
Bu Jumini mulai mengenal pertanian tanpa menggunakan bahan kimia dari pelatihan-pelathan yang dilakukan oleh yayasan SPEK-HAM. Pelatihan tersebut mendatangkan narasumber yang sudah berhasil mengembangkan pertanian bawang merah organik. Dari itu, Bu Jumini langsung termotivasi dan tertarik untuk menerapkan apa yang dapat dari pelatihan ke dalam pertanian yang sedang dijalankan.
Menurut Ibu Jumini, tidak ada kesulitan tersendiri dalam penanaman bawang merah dengan menggunakan pupuk organik non kimia. Hanya membutuhkan kesabaran dan juga waktu lebih dalam pengolahan pupuk yang memang berbeda dengan pupuk kimia di pasaran yang bisa langsung digunakan.
Sebetulnya, harga dipasaran untuk bawang merah organik tanpa pupuk kimia sama dengan bawang merah pada umumnya. Karena pasar hanya melihat besar kecilnya ukuran bawang merah. Namun, ada kepuasan tersendiri untuk petani bawang merah tanpa pupuk kimia karena kualitas yang dihasilkan lebih unggul, bawang merah yang dihasilkan lebih keras dan tahan lama, pohon bawang yang tumbuh lebih kuat dengan cuaca, dan juga lebih hemat dalam pembiayaan pupuk dan obat.
Tugas Ibu Jumini di dalam pertanian adalah sebagai mitra dari suami tidak ada ketimpangan dalam pembagian tugas diantara kedua pihak. Semua mengambil peran yang besar didalam kegiatan pertanian yang dihasikan. Mulai dari penentuan jenis tanaman yang akan ditanam, penentuan jenis obat dan pupuk, sampai dengan penentuan pemasaran yang semua diputuskan bersama. (Mira- mahasiswa magang UNS)