Kelompok Perempuan Sekar Putri Desa Musuk Belajar tentang Pencegahan Kekerasan
- 02
- Apr
Tujuan Divisi Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Berbasis Masyarakat (PPKBM) SPEK-HAM Surakarta, selain melakukan penanganan terhadap kasus-kasus berbasis gender, juga bertujuan melakukan upaya pencegahan terhadap munculnya kasus tersebut. Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan yakni melalui pendampingan komunitas di beberapa kelompok perempuan yang berada di Kabupaten Klaten, Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali. Senin, 30 Maret 2015, bertempat di rumah Ibu Maryati di RT 04 RW 03 Kadus II Desa Musuk, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali diadakan diskusi komunitas oleh Divisi PPKBM untuk pertama kali. Diskusi komunitas ini merupakan bagian dari penguatan perempuan, wujud dari upaya pencegahan kekerasan berbasis gender.
Peserta merupakan Ibu-ibu anggota dari Kelompok Perempuan “Sekar Putri”, yang baru terbentuk satu bulan yang lalu. Kelompok ini diketuai oleh Ibu Hartianti. Acara dibuka oleh Ibu Fifin, dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Kelompok Sekar Putri. Setelah itu sambutan dari SPEK-HAM yang dilakukan oleh Noko dari Divisi Sustainable Livelihood, yang dilanjutkan oleh Laili dari Divisi PPKBM. Dalam sambutannya, Laili mengungkapkan bahwa SPEK-HAM ingin sekali belajar sekaligus membantu Ibu-ibu Desa Musuk untuk mengenali potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang berada di Desa Musuk untuk meningkatkan pemberdayaan Perempuan Desa Musuk. Acara dilanjutkan dengan pemaparan “oleh-oleh” dari hasil Temu Komunitas yang diwakili oleh Ibu Maryati dan Ibu Hartanti pada tanggal 23-24 Maret kemarin. Ibu Maryati menjelaskan macam-macam kekerasan dalam rumah tangga beserta kendala penuntasan kekerasan tersebut. Setelah penjelasan Ibu Maryati, Fitri, Manager Divisi PPKBM menambahkan perlunya peta wilayah untuk melihat potensi yang tersembunyi agar bisa dimanfaatkan demi kesejahteraan masyarakat Desa Musuk. Kemudian dilanjutkan dengan membahas tema-tema diskusi berikutnya seperti Hak Perempuan dan Pernikahan Dini pada perempuan.
Diskusi ini akan diadakan sebulan sekali pada Minggu Kliwon dengan tema berbeda pada tiap kesempatannya. Kekerasan tidak hanya butuh ditanggulangi, melainkan diperlukan upaya kongkrit dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan secara berulang. Pendampingan komunitas melalui diskusi kelompok menjadi keniscayaan agar harapan tersebut dapat terwujud. (Laili Anisah – CO Divisi PPKBM/spekham)