Mendesak, Sosialisasi Kesehatan Reproduksi untuk Masyarakat
- 24
- Sep
Demikian yang mengemuka dalam Focus Gruop Discusion (FGD) Pemetaan Persoalan Kesehatan Reproduksi yang digelar SPEK-HAM pada Senin 6/9 bertempat di sebuah restoran di Kota Solo.
Dikatakan Selfi Rawung Kabid Pemberdayaan Perempuan Dinas PPPAPM Kota Surakarta, bahwa salah satu persoalan dasar remaja saat ini adalah komunikasi dan edukasi. Menurutnya orang tua sering abai dalam menjalin relasi yang erat dengan anak-anaknya. “Saat di rumah masing-masing orang memegang HP, rumah menjadi sepi, sibuk sendiri-sendiri, kontrol terhadap HP milik anak pun jarang dilakukan, “ungkap Selfi.
Persoalan lain yang muncul adalah masih di temukannya kasus Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Surakarta. Disampaikan Yuni dari Dinas Kesehatan ada 3 kasus AKI pada tahun 2021 ini. 2 diantaranya diakibatkan karena Covid-19. Sementara itu ditemukan pula sejumlah 47 kasus kehamilan pada remaja. Oleh karena itu sosialisasi persoalan kesehatan reproduksi bagi semua lapisan masyarakat mendesak dilakukan.
Tak kalah mencengangkan adalah data kasus perkawinan anak, disampaikan Fitri Haryani, Koordinator Penanganan Kasus SPEK-HAM, angka perkawinan anak di Kota Surakarta dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Tahun 2018: 42 kasus, 2019: 70 kasus, 2020: 143 kasus dan 2021 sampai dengan bulan Agustus: 104 kasus. Menurut Fitri pandemi Covid-19 saat ini berkontribusi dalam naiknya kasus tersebut, selain itu faktor penyalahgunaan internet dan media sosial pada remaja dapat memicu terjadinya seks bebas dan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).
Sumilir Wijayanti dari Bappeda Surakarta menyoroti tentang isu kesehatan reproduksi perempuan yang belum menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan pada masing-masing OPD. Menurutnya isu ini, masih kalah seksi dengan penanganan pandemi Covid-19. Oleh karena itu pihak terus mendorong adanya internalisasi dari masing-masing pihak terkait agar kesehatan reproduksi bisa menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan. Sebagai informasi FGD Pemetaan Persoalan Kesehatan Reproduksi Perempuan ini didukung oleh GF For Women dan diikuti oleh 20 orang peserta yang terdiri dari Dinkes, DPPPAPM, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Bappeda, Dinas Pendidikan, Puskesmas Sangkrah, Sibela, Ngoresan, Gajahan, Duta Genre, PKK Kota Surakarta, Yayasan Kakak, Talitakum dan Paralegal Surakarta. Henrico Fajar/Divisi Kesmas SPEK-HAM.