Refleksi Perempuan Pundungan, Hadapi Pandemi Covid-19
- 04
- Aug
Dua tahun berlalu Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Masyarakat di perkotaan maupun di pedesaan berupaya keras bertahan dalam situasi yang sulit ini. Jutaan orang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit, menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Tak sedikit warga masyarakat yang menjadi korban meninggal di masa Pandemi ini.
Pemerintah pun mengeluarkan berbagai macam aturan pembatasan aktivitas warga di luar rumah, WFH, Sekolah Daring, Penerapan Protokol Kesehatan dan sebagainya. Vaksin pun digenjot untuk membentuk dan menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah jatuh sakit, sehingga aktivitas warga di luar rumah secara bertahap bisa kembali menjadi normal.
Masa pandemi ini juga dialami oleh Perempuan di Desa Pundungan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Dalam Diskusi bulanan yang digelar di Balai Desa Pundungan pada Sabtu 11/6, beberapa peserta mengaku kesulitan karena dampak ekonomi yang tidak mudah untuk dilewati. Tutik, salah seorang peserta menuturkan penghasilannya berjualan kue dan nasi mengalami penurunan. “Sebelum Pandemi banyak orang yang pesan makanan ke saya, di masa pandemi ini karena kegiatan tidak boleh dilakukan ya otomatis yang pesan makan tidak ada, penghasilan menjadi menurun, “ungkap Tutik.
Hal senada disampaikan oleh Rini Dwi Lestari menurutnya ekonomi warga banyak yang mengalami kesulitan, beberapa warga di PHK, ada yang dipotong gajinya dan sebagainya. Untuk mengatasi hal itu bantuan pemerintah di berikan kepada warga terdampak, misalnya bantuan UMKM, BLT Dana Desa BST dari Kemensos dan Bantuan Sembako dari Pemprov dan Pemkab.
Masih menurut Rini, Pemerintah Desa Pundungan memberikan perhatian khusus pada warga yang menjalani Isoman dengan pemberiatan bantuan Sembako, Susu, Buah-buahan hingga obat-obatan selama 14 hari masa Isoman. Ini dilakukan agar warga benar-benar mematuhi waktu isoman yang telah ditetapkan pemerintah. Selain itu masalah lain yang muncul adalah adanya Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), Kekerasan Seksual pada anak dan KDRT. Sebagai informasi kegiatan Diskusi Komunitas Perempuan Pundungan ini terselenggara atas kerjasama Pemerintah Desa Pundungan, SPEK-HAM dan didukung oleh Global Fund for Women. Henrico Fajar/Divisi Kesmas.